Kenapa sablon manual lebih lama dari DTF?

sablon waterbase malang
ilustrasi sablon waterbase - unsplash.com/ Đồng Phục Hải Triều

Pertama kali mau bikin kaos sablon? Awam pasti bingung jika ditawari harus pilih metode sablon yang mana. Sablon manual maupun direct-to-film (DTF) masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihanya sendiri. Kalau kamu memprioritaskan kualitas, maka sablon manual adalah jawabanya. Nah, kalau kamu butuh hasil yang cepat, maka sablon direct-to-film bisa kamu pertimbangkan. Sama-sama sablon, tapi, kenapa ya durasi sablon manual lebih lama?

1. Banyak tahapan pada proses produksi

Sering mikir kalau proses sablon tinggal cetak gambar terus langsung gesut? Faktanya, untuk sablon manual setidaknya harus melewati 5 tahapan.

  •  Persiapan desain

Setelah desain gambar disetujui oleh pelanggan dan tenaga sablon, tahapan berikutnya pencetakan desain. Berbeda dengan proses cetak biasanya yang satu lembar cetakan dapat memuat berbagai warna, khusus untuk proses sablon cetakan gambar satu-per-satu sesuai dengan warna. Ini dinamakan dengan pecah warna. Misalkan, jika dalam desain kaos terdapat 5 warna, maka jumlah cetakan desain sejumlah 5 warna.

  • Proses afdruk

Proses afdruk merupakan proses jiplak gambar. Pada tahap ini, screen yang berfungsi sebagai media sablon akan dibersihkan supaya hasil afdruk lebih maksimal. Selanjutnya, screen akan diolesi dengan cairan khusus dan ditunggu hingga kering dan diselesaikan sampai tahap exposure yakni pemindahan gambar dari kertas film ke screen

  • Proses sablon

Berikutnya adalah proses pemindahan desain ke kaos. Tahapan ini memerlukan pengulangan sejumlah dengan total warna yang terdapat dalam desain

  • Pengeringan

Supaya hasil sablon awet, tidak mudah terkelupas maupun pecah maka tinta perlu  dikeringkan dengan maksimal. Tapi, tingkat kepanasan juga perlu diperhatikan karena jika terlalu tinggi  dapat menyebabkan kain terbakar.

  • Pressing

Pressing merupakan tahapan akhir pada proses sablon. Kaos akan ditekan dengan alat panas khusus selama 10-20 detik dengan tujuan supaya hasil sablon menempel maksimal ke kain.

2. Butuh ketelatenan tinggi

Beda yang menangani, bisa beda juga lho hasil sablonmu. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, sablon manual punya banyak tahapan yang harus dikerjakan satu per satu. Kalau dikerjakan oleh orang yang kurang teliti atau terburu-buru, bisa saja ada langkah yang terlewat atau tidak dilakukan dengan maksimal. Padahal, satu kesalahan kecil saja bisa berdampak pada kualitas hasil akhir sablon.

3. Kenapa sablon DTF lebih cepat?

Sablon DTF memiliki alat cetak khusus yang bisa dengan cepat memindahkan desain gambar ke kertas transfer film tanpa harus mencetak satu-per-satu sesuai jumlah warna. Selanjutkan, kertas film akan ditempelkan ke kaos dan ditekan oleh mesin heat press untuk proses sublimasi gambar. Sablon DTF tidak perlu melewati proses pecah warna, menyiapkan screen sampai pengeringan sehingga prosesnya lebih singkat.

Sekarang, kamu sudah tahu, kan, kenapa sablon manual nggak bisa secepat DTF. Kalau mau kaos selesai tepat waktu dan nggak molor, jangan lupa untuk bikin jauh-jauh hari, ya!

id_ID